07.17 - Lievell

Monday, July 17, 2017

7:53 AM

SHINE : Natural Soap

SHINE : Natural Soap

Kalau mandi pakai sabun tapi busanya sedikit itu rasanya seperti gak mandi yaaaa.
Sabun yang bagus ya sabun yang menghasilkan banyak busa dong.
Sabun gak ada busanya mah gak usah dipake, gak bikin badan bersih.
Apalagi gak ada wangi sama sekali sabunnya, gak usah dibeli deh.

Kira-kira kaya gitu deh ya pola pikir kita tentang sabun.
Padahal ya kalau sabun dengan busa yang banyak itu sebenarnya bukan sabun yang bagus loh.
Lah?!

Iyaaaa...
Karena sabun yang banyak busanya itu sudah dicampurkan dengan bahan kimia ALS (Ammonium Lauryl Sulfate). Zat yang banyak dicampurkan ke dalam pasta gigi, shampoo, sabun mandi dan sabun pembersih wajah. Belum lagi zat-zat lainnya yang terkandung di dalam produk2 tersebut. Ternyata efeknya sangat tidak bagus untuk kulit. Bisa menyebabkan iritasi pada kulit, kulit merah-merah, dermatitis kontak, alergi kulit, sampai yang terparah ya kanker kulit. 

Parahnya lagi hampir semua orang termasuk eikeh masih menggunakan produk kebersihan itu. Haduuh, kemakan iklan emang kita nih ya. 


Nah kemarin dapat pelatihan cara membuat sabun rumahan. Ternyata gancil banget buatnya. Kira-kira seperti ini caranya.

1. Siapkan gelas beling. Isi dengan air kira-kira 50 ml. Air bisa diganti dengan lemon, susu, jus, kopi ataupun coklat yang sudah dicairkan. 

2. Soda Api atau nama kimianya NaOH atau Natrium Hidroksida. Hampir semua sabun pasti menggunakan bahan ini. Soda api merupakan senyawa alkali yang dibutuhkan untuk mengubah minyak menjadi sabun. Tanpa soda api ya tidak akan bisa jadi sabun. Tenang, soda api ini akan menguap sehingga sabun akan aman dipakai. 

Soda api ini dimasukkan ke dalam air. Ingat ya, prosesnya tidak boleh terbalik. Jika terbalik makan akan meletus, macam balon hijau. :P Dan jika kena tangan, buru-buru langsung dicuci tangannya supaya tidak gatal. Baiknya lagi sih gunakan sarung tangan dan juga kacamata gede itu loh, google. 

Soda Api yang dipakai hanya 1 sendok makan dan setengah sendok teh saja. Lalu diaduk, terus diaduk. Reaksi kimianya adalah airnya menjadi panas seperti sedang manasin air. Ditunggu panasnya hingga mencapai suhu ruang ya. 

Jika Soda Apinya lebih banyak, sabun yang dihasilkan akan tambah lama padatnya. 

3. Sambil menunggu larutan soda api mencapai suhu ruang, siapkan mangkuk agak besar. Masukkan minyak ke dalamnya. Minyaknya boleh minyak apa aja. Boleh minyak kelapa, VCO, minyak telon, minyak sereh dan lain-lain. Asal jangan pakai minyak bekas goreng ikan aja, ntar badannya bau ikan goreng. Hehehehe.

4. Nah, ini bagian serunya. Kita bisa bereksperimen nih dengan menambahkan berbagai rasa atau wangi-wangian. Bisa ditambahakn essential oil, cukup beberapa drop saja supaya tidak mencolok wanginya nanti. 

Bisa ditambahkan kunyit, lengkuas, sereh, jahe, kayu manis dan semua produk jamu-jamuan. Baiknya sih berupa bubuk ya. Kalau tidak berupa bubuk, mungkin ada baiknya berupa cairan. Jadi bisa dimasukkan di awal. (lihat nomor 1)

Ampas kopi juga oke, jadi ada efek scrubnya. Lebih keceh lagi kalau berikut cairan kopinya ya. Jadi sabun kopi nanti.

Untuk daun-daunan (seperti daun jeruk), biji-bijian, bunga (mawar, melati, dan teman-temannya) sebaiknya sih dikeringkan dulu supaya nanti sabunnya tidak jamuran.

Bahan-bahan seru tersebut dimasukkan ke dalam mangkuk berisi minyak. Sesuai selera ya. Aduk-aduk menggunakan sendok.

5. Setelah larutan soda api sudah mencapai suhu kamar, campurkan ke dalam mangkuk minyak. Lalu kocok menggunakan balon whisk sekitar 10 menit atau menggunakan mixer sekitar 3 menit sampai agak mengental, seperti bahan crepes. Tercampur semua pokoknya. Kalau menggunakan mixer, jangan lupa dicuci mixernya yaa.

6. Siapkan cetakan agar. Cetakan ini tidak boleh yang stainless steel ya, harus yang alumunium. Atau yang paling aman ya yang plastik aja. Lebih keren lagi kalau cetakannya yang lucu-lucu. Jadi nanti bentuk sabunnya kan lucu. Mandi juga jadi lebih seru. Halaaaah...hehehehhee

Sabun ini ditunggu sampai 1 bulan di suhu ruang ya.
Lama banget siiih.

Iyaaa
Meskipun setelah 1 jam ditaruh di cetakan sudah padat, tapi tetap tidak bisa dipakai. pHnya masih 14, belum bisa dipakai. Bisa gatel-gatel nanti badannya. Harus ditunggu sampai pHnya menurun sampai di 6. So, jangan lupa beli pH paper yaa untuk tau sabun sudah sampai pH berapa dan aman untuk dipakai.

Kalau mau membuat sabun yang unik-unik, sebaiknya buat sabun base dulu. Sabun base ini hanya air, soda api dan minyak saja. Bisa ditambah gliserine supaya warnaya agak terang atau transparan. Setelah jadi base (lagi-lagi tunggu 1 bulan ya), lalu cairkan seperti mencairkan DCC - Dark Cooking Coklat. Habis itu baru deh bisa ditambahkan bahan-bahan dan warna-warna lainnya. 

Bagaimana membuat sabun cair?
Buat sabun base dulu, lalu cairkan dan tambahkan air saja. Tapi sepertinya emang enak pakai sabun batang aja ah. 


So...
Sekarang jadi mikir deh buat pakai sabun fancy.
Sepertinya mau mulai beralih ke natural soap nih.

Kemarin sih sudah mencoba buat sabun, tapi harus tunggu 1 bulan dulu kan
Sementara menunggu 1 bulan, kami tetap menggunakan sabun bayi dulu yang kebetulan sudah hampir 1 tahun belakangan ini kami selalu gunakan.

Back to nature yuukk!!

Sunday, July 2, 2017

8:06 AM

Lebaran Holiday 2017

Lebaran Holiday 2017
Perjalanan kami dimulai dari Sabtu, 24 Juni, pukul 6.40 malam.


Dalam perjalanan kami sempat beberapa kali berhenti untuk makan. Yoiiih dong, makanan udah pasti gak lupa buat dibawa. Persiapan sosis, otak2, snack seperti biskuit, kacang dan buah2an, kumplit lah pokoknya. Bawa nasi juga boo!! Hihihihi

Akhirnya setelah 9.5 jam, kami sampai juga di Ambarawa.
Perjalanan sangat lancar. Sempat kami beberapa kali berhenti untuk pipis dan makan sih.


Destinasi pertama kami adalah Gua Maria Kerep.
Waaah, kesan pertama datang kembali kesini setelah 12 tahun adalah....berubah banyaaaak sekali.
Bunda Maria yang cantik dan megah menyambut kami di pelataran parkir. Luar biasa indahnya!!


Berhubung muka masih kucel, jadi yang pertama foto2 adalah Mas Boy. Emaknya bobo2an cantik dulu plus dandan dulu. Pasang alis dulu dong, biar keceh. Baru deh poto2.


Tempatnya cakep banget iih.
Dari lokasi yang sama pun bisa foto2 dengan pemandangan gunung. Ahhh ciamiiik...





Nah....ini dia poto2 latar belakang gunung...

Iih...keceh banget dah.
Apalagi modelnya...biar blom mandi juga tetep keceh lah... :P :P

Habis dari Gua Maria Kerep, perut mulai keroncongan. Persediaan makanan dah habiss.


Ketemulah sama ibu2 yang jualan pecel di pinggir jalan.
Sempet ngobrol sebentar sama si ibu yang jualan pecel. Ternyata beliau sudah berumur 65 tahun.
Masih semangat banget jualan, masih semangat banget bercerita.
Waah, keren deh pokoknya.
Salut!!


Eh deket2 situ ada yang jualan tahun campur, nah ini kedoyanan si abang
Mampir lagi ke warung ini.
Waktu lagi makan, ada bapak di pojokan yang ternyata bapak dari si ibu yang jualan tahu campur.
Umurnya dong, 120 tahun. Wow!!
Masih sehat, masih bisa makan opor ayam, masih bisa gigit tuh ayam, kunyah2 dan masih bisa jalan sendiri untuk taruh piring kotornya.


Perjalanan dilanjutkan dengan mengunjungi Museum Kereta Api Ambarawa.
Kami sempat menunggu lama untuk masuk, karena hari pertama Lebaran.


Ada yang seneng banget mampir ke sini.
Gak lain dan gak bukan ya si Mas Boy


Hampir semua spot dia minta lihat dan minta di foto
Antara mau belajar tentang sejarah kereta dan mau eksis beda tipis yaaa. :D

Setelah dari sini, kami mau melanjutkan perjalanan ke Magelang.
Dalam perjalanan, perut kami mulai keroncongan.

Kalau mau ikut itinerary sih harusnya makan siang di Sate Sapi Pak Kempleng, tapi ya gak berharap banyak tempat ini buka karena tahu diri banget ini adalah hari Raya pertama. Ealaaah, ternyata dalam perjalanan kami menuju Magelang, ketemulah dengan rumah makan ini. Melipir lah kami untuk makan siang disini.


Perut kenyang, hati senang...
Lanjut lagi perjalanan ke Magelang.

Iseng2 kami mampir ke Seminari Menengah Petrus Canisius di Mertoyudan sebelum check in ke hotel. Awalnya sih gak berharap bisa masuk ke dalamnya, lah ya cuma sekedar iseng aja kok mampir sini. Ternyata kelinglungan kami mendapat perhatian salah satu penjaga seminari. Beliau menawarkan untuk tur gratis keliling lokasi sekolah. Waah, sayang banget kalau sampai dilewatkan kan...jadilah kami menghabiskan waktu keliling ke sini.


Sempet tanya ke Mas Boy mau gak masuk sini, dan jawabannya bisa ditebak..
"GAK MAU!!"
hihihihi...

Dan malam ini kami beristirahat di hotel Orchid, tempatnya enak dan bersih. Gak lama setelah bersih2, cuap2 dikit, tiba-tiba hening. Yaaa, akhirnya kami milih untuk tidur pagian karena capek sekali. 

DAY 2

Hari kedua dimulai sangat pagi.
Kami menyempatkan diri melihat sunrise dari Punthuk Setumbu..ala AADC 2 


Jalanan yang nanjak bikin kita semua engap2an. Hahahaha
Tapi begitu sampai ke puncak, lunas daaah tuh nafas...
Cakeeepppnyoooo......


Sebelum lanjut ke Bukit Rhema, mampir dulu ke warung dekat situ untuk menikmati kopi tubruk panas dan pop mie buat si Boy yang sudah kelaparan. 


Lanjutlah kami ke Bukit Rhema. 


Gak berasa kaya Cinta dan Rangga kalau ini mah.
Cinta lemes kakinya begitu sampai di mahkota. Berdiri aja rasanya gak sanggup. Wkwkwkww....
Rangga pun ngomel2...


Yang menyenangkan adalah....
Dapet singkong goreng gratisss....
Enyaaaakkk....

Makan siang kami di hari kedua Kupat Tahu Pak Slamet.
Enak dan murah.
Love Magelang so much!!


Kelar makan siang, tujuan berikutnya adalah Candi Borobudur.


Ini adalah wish listnya si Abang yang gak pernah kesini.
Jangan ditanya panasnya kaya apa yaaa booo. :D :D


Lanjut lagi kita kulineran khas Magelang, Es Murni.
Beuuh, ramenyaaa poll boo disini.
Kayanya mereka juga berasa gerah kaya kita yaaa. Hihihi


Siang2 abis dari Borobudur makan ini...alamaaaak....segerrr benerrr!!
Berhubung dah gerah banget, kami akhirnya balik ke hotel. 
Makan malam hari ini di Waroeng Sambal Joglo Krajan. 

Karena kami penggemar SS yang di Tanjung Duren dan ternyata SS sini tutup, jadilah kita makan yang versi mirip2. Hohohoho...


Beeeuuh si Boy makannya banyak luar biasa kalau makan ginian...
2 porsi nasi cuuy!! 
Ampuuun dah...

DAY 3

Pagi ini kami memulai hari dengan pergi berziarah ke Goa Maria Sendangsono.
Salah satu wish listnya Oma yang sama sekali belum pernah kesini.


Ini adalah kali keempat buat eikeh dan pernah ada satu janji sama Bunda Maria akan balik kesini kalau doanya sudah terpenuhi. Puji Tuhan sudah lunas janjinya. Dan kali ini pun dateng sudah bawa pasukan kumplit pula. Seneeeeng!!!


Begitu sampai di tempat ini berasa kaya kilas balik ke 12 tahun lalu.
Pergi Ziarek bareng teman2 dari Pastoran Atma Jaya, dan bersyukurnya pernah jadi salah satu panitia bagian acaranya pula. 
Ahhh....kangeeeennn.....


Ternyata deket sini ada warung makan perbabian, mampir lah kami nyobain. Enak juga...

Perjalanan dilanjutkan langsung menuju Jogjakarta.
Destinasi kuliner selanjutnya ke Jejamuran


Lunchie di Jejamuran.
Aseli...rekomen banget tempatnya.

Semua makanan dibuat dari bahan dasar jamur.
Tadi yang kita pesan ada sate jamur, jamur asam manis, risoles jamur, martabak jamur, sup jamur...sampai2 karedok juga dibikin pake jamur. 😍😍
Harganya juga mantep banget di kantong.

Yang bikin makin cinta sama tempat ini yaaa...mereka sangat well prepare.


Lokasi parkirnya luas banget. Sampai dibikin 2 lokasi. Lokasi yang agak jauh, kebetulan kami dpt parkir disini, dijemput dengn mobil shuttle yang jaraknya paling cuma 100 meter gak sampe. Tapi pihak resto niat nyediain mobil buat bolbal jemputin customernya biar gak kecapean atau kejauhan ke lokasi mereka. 100 meter doang padahal!! 👍👍


Trusss, tukang parkirnya sampe bilang gini...
"Tenang, bu, pelayannya banyak banget, sudah dilatih semua biar cepet. Dan makanannya gak akan kehabisan."
Dan bener aja. Begitu sampe di depan, langsung ditanya berapa orang yang mau makan lalu dikasih buku menu dan kertas orderan serta pen plus nomor meja. Sampai di meja, udah tersedia 5 kursi untuk kita.
Makanannya pun dtg gak sampai 10 menit nunggu, langsung ready hampir semua pesanan kita.
Semua pelayannya gercep banget...gerak cepet beneeerrr...

Sukaaa...sukaaaaa sama pelayanan resto ini!! 


Setelah check in hotel di daerah Jogja, kami rencana mau ke Museum Mini Sisa Hartaku di Kaliurang dekat dengan kaki Merapi. Sayangnya cuaca kurang bersahabat, hujan cukup deras dan jalanan menuju kesana agak susah dilewati sama mobil kami.

Berhubung batal, kami melipir ke Warung Kopi Klotok atas rekomendasi dari seorang sahabat.
Iiih, biarpun lokasinya terpencil, yang mampir kesini rameeee banget!!
Mobil berjejeran sampai keluar dari parkiran


Lagi2 petugas parkir yang ramah banget ngabarin kami sebelum parkir kalau hanya tersisa kopi dan pisang goreng aja. Makanan yang lain dah habis semua. Kalau2 kami gak jadi mampir. Luar biasa banget yaa mereka. Gak takut kehilangan pembeli loh.

Begitu masuk ke dalam, nuansa Jogja berasa banget dengan adanya rumah tua yang dijadikan warung. Sudah penuh di dalam situ dengan orang2 yang antri dan makan. Kami agak kesusahan mendapatkan meja dan kursi. 


Akhirnya kami memutuskan untuk duduk di bagian luar saja. Dengan pemandangan sawah yang hijau, kami duduk diatas tikar sambil nyeruput kopi tubruk, teh dan jahe ala kampung plus pisang goreng ditemani angin semriwing dingin-dingin karena dekat sekali dengan kaki gunung Merapi. Amboooiii....gak mau pulang rasanya!!


Hari ini ditutup dengan jalan2 sekitaran Malioboro.

Ya jangan ditanya rame apa kaga deh yaaa...
Ramenya poll!!
Macam PRJ, macam BBW, macam di terminal atau di stasiun klau lagi mau mudik. Ya begono ramenyaaa.

Jelas ini karena mau mengenalkan si Boy seperti apa Malioboro. Biarin deh sumpek2an, gerah, bau ketek, keri getan, kaki pegel kaya mau copot susurin jalan Malioboro yang ujungnya cuma beli kaos Dagadu doang. Hahahaha


Dan berakhir di angkringan...
Sambil rekues lagu Jogjakarta sama pengamen disana pas lagi makan.
Biar bisa balik lagi gituuu.

Malam ini kami menginap di Citihub Jogjakarta. 
Tempatnya enak buat bobo malam ini.

DAY 4

Sepagian sebelum cuss ke Semarang, kami sempatkan mampir ke Keraton Jogjakarta


Si Boy yang dari kemarin kepingin banget naik becak, akhirnya kesampaian juga. Sekalian diantar sama mas becak ke tempat oleh2, dan juga ke Koperasi Keraton Jogjakarta yang di dalamnya ada foto para Sultan dari yang ke IV sampai yang terakhir, ke X. Kami pun dijelaskan kumplit masing-masing tentang sejarah-sejarah dari para sultan ini oleh si bapak yang ternyata adalah Abdi Dalam alias orang yang bekerja untuk Sultan.


Lukisan-lukisan yang ada disini merupakan batik tulis yang dibuat oleh para abdi dalam yang dititipkan untuk dijual di koperasi ini.
Setelah selesai mendengarkan penjelasan dari bapak ini, kami lanjut masuk ke dalam Keraton Jogjakarta.


Berhubung kami gak ngerti tentang tempat ini dan sayang banget dah sampai sini tapi gak dapat ilmu sejarahnya, kami akhirnya gak sengaja ketemu dengan seorang bapak yang lagi-lagi merupakan Abdi Dalam dan masih ada keturunan dari Sultan ke II, cicit2nya gitu deh yaa. 



Bapak ini menjelaskan secara kumplit...plit...pliiitt tentang sejarah, tentang adatnya, tentang arti filosofi kenapa bangunan keraton seperti itu. Waaah, dapat ilmu baru lah pokoknya. 
Beliau pun juga gak menargetkan biaya, cukup seiklasnya aja.


Setelah dari Keraton, ada yang jual Gudeg Jogja. Kesampaian juga makan gudeg asli sini. Memang sih bukan gudeg yang ngehits itu. Yang penting kesampaian lah yaa

Selesai makan siang, kami cuss ke Semarang lewat Salatiga.
Sepertinya arah balik sudah dimulai, perjalan superr macet dan panas pun kami harus lewati.
Yang tadinya gak ada maksud mampir ke Salatiga, akhirnya melipir juga kami kesini. Pantat rasanya tepos banget. Apalagi si Mas Boy udah sampe dua ronde bobo siangnya tapi gak sampe-sampe juga ke Semarang. Hahahaha


Nah, yang dicari disini gak lain dan gak bukan adalah Ronde Sekoteng JAGO yang ngehits dikalangan teman-teman homeskul kalau lagi main ke Salatiga.
Sebelumnya kami makan Bakso Babat dulu di sebrangnya karena sudah laper pake bingit. 


Ronde Sekoteng ini letaknya macam warung sekoteng biasa aja yang ada di belakang ruko-ruko tapi ya ampun dijeeee, ramenya astajiiiim....poll bener.
Celingak celinguk nyari tempat duduk buat ber 5, semua penuh.
Eh tiba-tiba pas banget ada yang bangkit berdiri pas sebaris di depan tempat racik sekoteng dan dekat kasir. Langsung deh duduk disitu. Posisinya mantappp lah

Begitu pesan, si mbak bilang...nunggu 45 menit ya, bu. Whaaaawww!!
Baru sadar kalau orang-orang di sekitar situ yang mejanya gak ada isinya, mereka juga nunggu boo. Hahaha...

Untungnya sih gak sampai 45 menit sekoteng dan ronde kami datang juga. Ternyata si Boy doyan juga. Oma yang rencananya paruhan sama si Boy sampe manyun karena jatahnya diembat sama doi. Halaaahh....


Sampai juga di Semarang...

Habis check in di hotel, kami mau cari makan.
Kontek sahabat yang memang aseli Semarang, katanya ada nasi goreng babat enak di daerah Pasar Gang Baru. Lalu kami coba nyeting tempat nasi goreng babat tapi bukan di daerah yang dimaksud tadi. Begitu sampai di lokasi, ternyata sudah habis. Lagi-lagi kami diberitahu oleh tukang parkir. Ah baiknya...


Nyeting lokasi lagi ke daerah lain seperti yang dimaksud oleh si sahabat.
Begitu sampai dekat daerah sana, kami mendapati ada Pasar Semawis yang menurut info mbah gugel hanya dibuka pas wiken aja. Eh kok kali ini lagi-lagi kami dapat keistimewaan, Pasar Semawisnya buka selama Lebaran selama seminggu. Waaahh....


Langsung deh berburu makanan.
Nyobain Pisang Plenet, Es Buah, Babat Gongso.
Si Unyil mintanya es kekinian dan ayam geprek mayones kesukaan doi. 

Ada yang lucu selama jalan di Pasar Semawis ini
Ada satu ruko yang terbuka dan ada seorang wanita yang asik berkaroke disitu
Trus si Boy bilang gini...
"Ma..dia kok gak malu ya nyanyi di depan orang kenceng2 kaya gitu. Kalau Izzie mah malu, Ma."
Hahahaha...heran dia....

Dan malam ini kami tidur di Hotel Sonic Semarang.
Hotelnya kurang nyaman karena kamarnya bau rokok.
Untungnya si Oma bawa pewangi ruangan. hihihihi...

DAY 5


Pagi-pagi langsung check out dari hotel karena mau langsung menuju ke Loenpia Semarang yang terletak di Gg Lombok. 
Menurut berita yang beredar, lokasi ini ramenya poolll..
Bener aja, begitu sampai sana, padahal baru jam 8 pagi, sudah ramai banget. 
Kami dapat urutan ke 21. 

Berhubung nunggunya lamaaa beuttt, kami mampir ke warung sebelahnya. Mie Siang Kie, sangat tidak halal aka ada babinya. Hihihi.

Karena yang ready cuma Mie Keikian dan Mie Pangsit, kami pun pesan 3 untuk dibagi ber 5. Pas lah untuk nungguin si Loenpia. Eh iya, bisa sekalian bisa minta kulit babi yang digoreng garing loh. Enyaaakk..


Dan dekat sini juga ada yang jualan moaci yang astagaaah ya sodara-sodaraah, jualannya macam di Glodok. Rebutan. Biarlah itu jadi urusan si Oma dan si Abang yang doyan belinji model begono. 


Dekat sini juga ada Klenteng Tay Kak Sie. Sempetin sebentar untuk foto2 disini.


Destinasi berikutnya, Lawang Sewu yang artinya 1000 pintu.


Berhubung sejarahnya gak cakep2 amat, akhirnya kami menyewa tour guide yang paham bener soal gedung ini. Namanya Om Budi.


Si Boy semangat banget nanya2 yang dia kepingin banget tau ke Om Budi. Tepuk2 si Om minta dijelasin. Untungnya si Om ramah dan siap ngeladenin pertanyaan2 si Mas Boy ini.


Lokasinya keren buat prewed...keren buat diposting di IG....kekinian banget lah pokoknya. Hahahhaa
Kami pun sempat foto ala2 gitu, tapi sayang...perut emang gak bisa boong. Dua2an sama2 buncit, plus sendalnya dong ciamik banget. :P


Selesai dari Lawang Sewu, udara gerah banget. Si Boy ngajakin makan es krim. Melipirlah kami ke Toko Oen.

Toko Oen ini mirip-mirip Ragusa kalau di Jakarta, masih toko jadul banget dengan es krim rasa tempo dulu. 


Disini kami pesan dua macam es krim dan poffertjes buat dimakan rame2. 
Udara panas makan es krim....ambooooiiii enaknya yaaaa....hahahhaa


Setelah dari Toko Oen, kami sempat kebingungan mau cari makan siang dimana.
Mau makan swikee, eeh kata pelayannya lagi gak bikin karena karyawannya banyak yang pulang kampung.
Mau makan Gudeg Abimanyu aka Bu Lasmi, kehabisan karena sebelumnya sempat cari di pusatnya. Begitu sampai katanya cari di cabangnya aja. Begitu sampai sudah mau ditutup tokonya. Yaahh....

Akhirnya mutusin mau makan deket2 sama Klenteng Sam Poo Kong aja deh.
Ealaaah, disusurin jalan di situ, gak nemu tempat makan sesuai hati.

Sampai akhirnya ketemu juga satu rumah makan kecil yang letaknya di rumahan gitu, namanya Sanur.
Disini justru yang dijual malah masakan2 khas Bali. Yaaa, mungkin ini pertanda kalau kami harus ke Bali untuk next trip yaaa. Hihihi
Masakannya enak dan kami sempat ngobrol cukup lama dengan pemilik dan pelanggan setianya. Sayangnya kami lupa untuk foto bareng.


Habis dari situ, kami lanjut ke Klenteng Sam Poo Kong yang konon katanya terbesar.
Tapi begitu sampai pintu gerbang, kami agak kecewa.
Setiap pengunjung dikenakan tarif, dimana seharusnya dan setauku rumah-rumah ibadat hampir tidak ada tarif untuk mengunjunginya.

Tarifnya pun dibuat berbeda. Ada yang murah, ada yang mahalan.
Yang murah hanya sekadar jalan-jalan di pelataran. 
Kalau yang mahal bisa masuk ke daerah2 private, yaitu tempat bersembahyang dsb.
Akhirnya kami memilih yang murah aja karena sudah merasa kurang nyaman dengan masalah tarif ini.


Sampai di dalam lebih kecewa lagi. Rumah ibadat ini macam pasar kaget. Rame, kusam dan kotor. Banyak yang makan-makan trus buang sampah sembarangan, duduk-duduk trus botol minumannya lupa dibuang, ahh...pokoknya kesel lah liatnya.

Gak pakai lama, kami pun memutuskan untuk keluar ajalah dari lokasi itu.
Rasanya sedih ya melihat tempat beribadah jadi seperti itu. 
Semoga ke depannya bisa lebih diperbaiki lagi sistemnya.


Karena hari sudah mulai sore, kami putuskan untuk segera pulang ke Jakarta

Perjalanan pulang kami dimulai pukul 3.37 sore.

Ternyata timingnya pas berbarengan dengan awal arus balik. Sempat kena macet berkali-kali meskipun belum padat sekali.

Yang melelahkan adalah perjalanan di dalam tol.
Macet sekali karena banyak orang memutuskan untuk makan, istirahat, pipis, bersih-besih dan juga melakukan sholat di rest area.
Macetnya sendiri bukan karena banyak yang kepingin pulang cepet2, melainkan mereka memilih jalan santai.


Sempet mampir agak lamaan di rest area KM 166. Sempatkan diri untuk beli kopi tubruk dengan jahe. Mantaaapp.


Perjalanan syukurnya ditempuh 16,5 jam saja.
Menempuh 1500an km
Dalam 6 hari
Melalui Ambarawa - Magelang - Jogjakarta - Salatiga - Semarang

Sekitar pukul 8 pagi kami akhirnya sampai di depan rumah.

Puji Tuhan, perjalanan ini lancar dan selamat!