12.17 - Lievell

Saturday, December 30, 2017

8:17 AM

Wonderful 2017

Wonderful 2017

Sebentar lagi tahun 2017 akan berakhir.

Tahun ini kami merasakan banyak sekali berkat melimpah, sukacita, kebahagian dan mujizat-mujizat yang datang ke kami. Boleh lah di tulisan kali ini sedikit mengulas semua keajaiban-keajaiban yang terjadi sepanjang tahun ini.


Yang paling utama dari semua mujizat itu adalah hubungan gue dan Ali yang mengalami banyak peningkatan. Jangan ditanya ya betapa resenya gue, suka banget bikin masalah kecil jadi gede. Biasa deh, tipe-tipe orang perfeksionis harus hidup berdampingan sama orang yang seleboran. Eh ternyata seiring dengan waktu, cerobohnya dia nular ke gue dan perfeksionis gue nular ke dia. Gue jadi gampang lupaan, karena suka ngomel kalau si Abang lupa mendadak karcis parkir dimana. Eh, gue pun ketularan jadi suka lupa, tau-tau gosong aja masakan gue. Trus doski juga jadi perfeksionis. Kebayang gak sih nimbangin buah satu-satu biar pas ditimbangnya. Perasaan gue kaga segitu perfeksionisnya dah. Ini sih judulnya doi rajin. Semoga pangkal kaya yak! :D

Jadilah berantem-berantem kecil trus jadi besar itu sekarang udah banyaaaak berkurang. Ternyata benar adanya, kalau hubungan kita berdua ini adem ayem, semua hal jadi lebih enak dan jadi lebih mudah. Segala apapun urusannya itu sekarang dah bisa didiskusikan dengan baik-baik, dipikirkan bersama, dibahas satu persatu dan coba diselesaikan dengan kepala dingin. Puji Tuhan, semoga bisa gini terus yaa, Bang! *kecup*

Dengan rukunnya kami ini sangat berdampak baik juga untuk si Boy. Memang gue akui dengan seringnya kami berantem ini, si Boy jadi suka ketakutan sendiri. Huhuhu...bad mom banget deh gue. Sekarang pun doi sering banget ngecek, "Mama berantem ya sama Papa?" kalau liat muka gue tau-tau jutek. Ya maklum ya, muka jutek pan udah dari sononya ya. Tapi untungnya masa-masa ini pun juga udah teratasi. Dan semoga juga trauma si Boy pun pelan-pelan menghilang.


Sempat di awal tahun gue dan nyokap kurang cocok. Setelah hal ini gue renungkan baik-baik, mencoba melawan emosi dan ego gue, akhirnya hubungan gue dan nyokap membaik. Dengan rukunnya kami banyak membawa mujizat. Tiba-tiba aja dalam hitungan bulan, rumah yang ditempati nyokap ada yang nawar. Padahal sudah 2 tahun lebih rumah itu mau dijual, tapi gak kunjung ada juga yang mau beli. Entah gimana, proses jual beli rumah ini pun berjalan cepat dan cukup lancar melalui tangan-tangan orang yang baik di sekitar kami. Akhirnya di akhir April, rumah yang kami tempati selama 28 tahun itu terjual. 

Begitu banyak momen yang dilewati kami dengan rumah itu. Jujur, gue sempet nangis waktu harus meninggalkan rumah itu. Gue diem beberapa saat untuk mengucapkan banyak terima kasih atas segala peristiwa yang datang dan berharap semoga rumah itu bisa membawa kedamaian, kebahagiaan dan juga sukacita bagi yang menempatinya. So long, Home!

Berhubung rumah kami belum selesai dibangun dan nyokap pun belum tau akan pindah kemana karena proses jual beli yang cepat itu, akhirnya kami memutuskan untuk mengontrak rumah dekat-dekat rumah lama kami. Masih di dalam komplek yang sama. Saat ini kami masih berada di phase ini, walaupun rumah kami sudah jadi dan nyokap pun sudah beli rumah lagi. Gue percaya akan ada pembelajaran lagi dalam setiap phase kehidupan kami ini. 

Nyokap ada kasih bagian untuk kami. Dengan hasil pembagian itu, gue dan Ali memutuskan untuk menyelesaikan segala kewajiban-kewajiban kami. Inilah yang selama ini sering jadi bahan berantem di antara kami. Kami pernah mengalami jatuh dalam lubang paling terdalam di tahun 2014 yang menyebabkan kami banyak dikejar oleh debt collector. Tunggakan-tunggakan yang menggunung, hutang sana sini pun juga banyak, belum lagi kehidupan kami yang sangat pas-pasan. Pernah ada di satu masa kami harus melewati hari hanya dengan uang 100 ribu untuk seminggu. Bersyukur tiba-tiba mujizat datang melalui teman-teman kami lewat orderan Hampers. Tuhan bekerja melalui mereka. 

Dengan selesainya segala tunggakan kami, hidup ini rasanya lebih enteng meskipun hanya sedikit sisa yang bisa kami pegang. Tapi hidup tanpa hutang itu rasanya luar biasa. Sekarang kami pun belajar untuk menerima berkat seberapa pun. Kadang kalau dipikir-pikir sepertinya tidak akan cukup, tapi entah gimana caranya Tuhan bekerja, semua jadi cukup. Merinding yaaaa!


Bersyukur lagi adalah pelan tapi pasti pertemanan kami pun mengalami seleksi alam. Kami banyak bertemu orang-orang yang berpikir positif yang banyak membantu kami dalam merubah mindset. Lucunya lagi, kami pun dipertemukan dengan orang-orang yang sedang mengalami hal serupa dengan kami beberapa tahun lalu, problem dengan masalah keuangan. Seperti sedang diajak semesta untuk berbagi pengalaman.


Dalam pertemanan kami ini, kami banyak belajar untuk berbagi dalam segala hal. Sebut aja dalam pendidikan anak-anak, kami mencoba berbagi ilmu satu dengan lainnya dimana gue sendiri malu banget karena gak punya skill apa-apa untuk dibagi. Tapi bersyukur aja punya teman-teman yang berhati mulia yang mau berbagi skill mereka. Selain itu kami juga belajar untuk melungsurkan pakaian dan mainan anak-anak kami. Yang besar melungsurkan ke yang kecil. Disini gue belajar juga untuk mensortir pakaian-pakaian dan mainan-mainan si Boy yang sudah kekecilan ataupun yang sudah gak dipakai lagi untuk teman-teman kicik atau orang lain yang membutuhkan. 


Belum lagi dalam pertemanan kami ini gue banyak belajar soal kesehatan. Bagaimana mengenali dan menyayangi tubuh kita sendiri dalam mengkonsumsi makanan. Sudah dari pertengahan Februari, gue membatasi tubuh gue untuk mengkonsumsi karbo dan gula. Kadang kalau sudah kebanyakan tiba-tiba aja kepala jadi pusing dan badan rasanya gak karuan. Sekarang sih masih on off alias bandel kalau liat mie. Wooo, otak reptil gue kalah dah sama mie!! :P


Ada yang seru lagi di tahun ini. Gue mengajukan diri untuk menjadi koordinator simpul untuk Perserikatan Homeschooler Indonesia wilayah Jakarta Barat. Dimana gue bisa bertemu dan temenan dengan banyak keluarga homeschooling seluruh Indonesia. Suatu kebanggaan tersendiri bisa berdiri diantara teman-teman yang keren-keren dalam pemikiran ini.


Dengan tergabungnya gue menjadi Koorsim Wilayah ini, gue jadi terpacu untuk mulai ngebenerin HSnya si Boy. Pelan tapi pasti dari mengobservasi sana sini, akhirnya gue pun memutuskan mengganti kurikulum si Boy dengan menggunakan metode Charlotte Mason. Kami mulai menjalankan metode CM ini dari Oktober. Kami mulai mengumpulkan living books, lebih memilih aktivitas alam ketimbang ke mol, banyak jalan ke museum, mulai difokuskan les Mandarinnya dan menambah les gambar untuk minatnya si Boy. Satu langkah lagi adalah memberhentikan keanggotaan di Rockstar Gym dan mengganti kegiatan olahraganya dengan bergabung dengan klub basket Gading Muda. Latihan yang lebih berat dari biasanya sangat melatih mental si Boy. Dan bersyukurnya lagi, dalam kurun waktu 3 bulan doi ditarik untuk masuk dalam tim dan menghadapi pertandingan perdananya di luar RG di Desember ini. Suatu pengalaman menarik buat kami bertiga. 

Berkat lainnya lagi dalam tahun ini yang kami terima adalah tawaran kerja untuk si Abang. Ahhh...puji syukur gak ada habisnya memang. Tawaran kerja ini pun datangnya tanpa di duga dari seorang teman yang beberapa waktu lalu pun pernah menawari kerjaan di luar kota dan terpaksa kami tolak yang ujungnya jadi nyesel kenapa gak diterima aja. Tiba-tiba aja terlintas, kalau ada tawaran lagi darinya, terima aja. Ealaaah, beberapa hari setelah itu tawaran kerjaan pun datang, dari orang yang sama. What a mind!


Dengan kembalinya Ali kerja, gue bisa lihat dia jadi lebih percaya diri. Mulai menjalin pertemanan lagi, rajin ikut reuni dan bahkan jadi panitia untuk reuni tersebut. Baru-baru ini pun dia mulai rajin ikut main basket dengan para bapak di klub basket si Boy yang setiap Jumat suka ngajakin. Seneng liatnya!


Sebelumnya jalan-jalan keluar kota itu merupakan mimpi yang selalu kami tulis di setiap awal tahun, tapi sayangnya gak pernah terwujud sama sekali. Di tahun ini, puji syukur, kami diberi kesempatan untuk menikmati jalan-jalan keluar kota dengan keluarga di Lebaran kemarin. Lalu selang beberapa bulan, gue dan Si Boy pun pergi dengan seorang teman naik kereta ke Semarang untuk mengikuti rapat akbar PHI. Sesuatu yang jarang terjadi, pergi berduaan aja sama si Boy tanpa babehnya. Dan bulan November kemarin, kami memutuskan untuk jalan-jalan ke Solo, merayakan 1 dekade usia perkawinan gue dan si Abang, tentunya si Boy juga diajak ngebolang.


Komunikasi dengan keluarga pun di tahun ini jauh membaik. Bersyukur masih diberi kesempatan untuk menghabiskan waktu dengan mereka. Bisa mengajak masing-masing orang tua untuk jalan-jalan sebulan sekali itu suatu berkat tersendiri, dimana tahun-tahun sebelumnya hal ini sangat susah dibayangkan oleh kami.

Begitu banyak berkat melimpah yang kami terima di tahun ini, banyak mujizat yang terjadi yang sama sekali gak pernah terbayangkan oleh kami dan kami mensyukuri segala anugerahNya. Ahhh, jadi melow...jadi pingin nangisss....luar biasa sekali tahun ini.

Terima kasih ya, Tuhan! 

Tuesday, December 19, 2017

11:46 AM

Masuk Babak Baru

Masuk Babak Baru

3 tahun lebih kami menemani si Boy mengeksplorasi diri di beberapa kelas olahraga di Rockstar Gym, sampai juga akhirnya kami memutuskan untuk berhenti dan lanjut untuk bidang olahraga yang lebih spesifik lagi. Menurut kami, sudah cukup dia belajar dasar dari beberapa olahraga selama ini, dan sudah waktunya juga untuk mulai mengerucutkan minat dan bakatnya.

Adalah basket yang doi pilih untuk bidang olahraga yang mau ditekuni setelah kami berdiskusi dengan si Boy. Beberapa alternatif tempat latihan mulai kami cari, sampai akhirnya si Boy sendirilah yang nyaman dan memutuskan untuk bergabung dengan Klub Basket Gading Muda. 

Mulai lah kami menemani si Boy latihan perdana di bulan Oktober. 

Belajar untuk bersosialisasi pun dimulai. Kenalan dengan beberapa teman-teman baru, mencari pertemanan yang nyaman dan seru bagi doi. Begitu semangat sampai diniatkan datang lebih pagi untuk bisa main dengan teman-teman barunya. 

Masuk di bulan ke dua, si Boy 'tertangkap mata' oleh salah satu pelatih yang memang melatih untuk tim. Emaknya cukup kaget karena tiba-tiba doi latihan di lapangan yang gak biasanya. Sempat juga sih ditanyakan kenapa si Boy bisa nyasar ke lapangan situ. Menurut si pelatih, dia melihat kalau si Boy punya potensi untuk bisa lari dan bisa main, tinggal diasah aja kemampuan-kemampuannya. Masih juga kekeuh sumekeuh emaknya gak yakin sama kemampuan si Boy, ditanyalah lagi tentang barunya kami bergabung dan merasa belum waktunya dia disana. Issh, emaknya rese dan kepo banget yeee. Maapkan yaa, Coach sama kegalauan emaknya ini. Lagi-lagi si pelatih ini meyakinkan emaknya. Okelah, diterima tantangannya.


Sebenarnya keraguan emaknya bukan di kemampuan dasarnya yang sudah ngerti dikit-dikit main basket, tapi lebih ke mental si Boy yang rasanya belum mampu menerima latihan yang sangat intens. Melihat dari galaknya si pelatih, bener aja, baru dua kali latihan bareng dengan tim barunya si Boy udah ciut nyalinya. Nangislah doi dan nyamperin emaknya.

Edisi nangis dan ciut nyali ngadepin pelatihnya ini sempet berlangsung beberapa minggu. Ada masa dimana hujan tiap sore dan selamat dari latihan. Hepi nih si Boy. Hahahaha. 

Ada masanya juga dimana si Boy sampai gak mau turun dan nangis di mobil. Liatnya antara gemes dan kasian. Kebayang sih rasanya, dari latihan yang bertahun-tahun ketemu dengan pelatih yang selalu mendukung dengan pujian meskipun salah, lalu sekarang harus menghadapi pelatih yang disiplin tinggi dan nada ketus serta galak. Berkali-kali emaknya ini meyakinkan, elus-elus punggung, sampai kasih semangat demi mentalnya si Boy.

Fiuh, akhirnya edisi latihan mental ngadepin pelatih disiplin lewat juga.

Ternyata tim ini pun baru terbentuk dan di bulan Desember ini mau ikut pertandingan. Makanya gak heran latihannya cukup intens dan cukup ketat. Sempet ngeluh juga kaki dan badan pegel-pegel karena latihannya itu. Hihihihi...

Sebenarnya emaknya cukup seneng juga karena tujuan utama keluar dari RG adalah untuk melatih mental dan disiplin si Boy dalam latihan plus ada kesempatan untuk menguji kemampuan dengan tim dari klub lain.

Seperti semesta menjawab, tanggal 9-17 Desember ini, mereka didaftarkan untuk ikut pertandingan Jetz Cup 2017 di daerah Serpong. Ini merupakan pertandingan pertama si Boy di luar dari Rockstar. Sebelumnya hanya tanding basket melawan antar cabang di Rockstar. Sekarang mendapat kesempatan untuk gabung dengan tim dan mulai ikut tanding bareng sama timnya itu. 

Tim Gading Muda (U9) ini melawan beberapa klub; Jetz, Cakra Sakti, Phoenix dan Rockstar. 

Jetz Club

Cakra Sakti Club

Dalam 4x tanding, mereka harus menghadapi kekalahan dengan Jetz dan Cakra Sakti yang memang kemampuannya melebihi anak-anak ini dan kelihatan sekali daya juang dan kerjasama antar pemainnya pun lebih solid ketimbang mereka. Artinya, mereka butuh latihan lebih banyak lagi untuk bisa saling kerjasama di lapangan.

Phoenix

Rockstar

Bersyukurnya mereka juga mengecap kemenangan dengan Phoenix dan Rockstar (mantan klub :P) walaupun dengan perjuangan. Susul menyusul angka sangat ketat banget dan bikin semua penonton geregetan. Hahahhaa. 

Untuk pertandingan perdana ini, tim Gading Muda berhasil meraih peringkat 3. Semoga aja setelah ini si Boy jadi lebih semangat lagi untuk latihan, secara selama pertandingan doi lebih banyak duduk di bangku cadangan ketimbang turun main.


Selamat yaa!

Sunday, December 10, 2017

6:55 PM

Field Trip: Berkunjung ke Museum MACAN

Field Trip: Berkunjung ke Museum MACAN

Kali ini, kami berdua ikut jalan-jalan ke Museum MACAN bareng teman-teman homeschool lainnya. Kegiatan ini dibikin sama Madam Anet selaku seksi sibuk yang ngurus pertiketan. Maacih loh, Mak dah mau repot-repot ngurusin ginian. Lumayan deh bisa jadi ajang kumpul juga sama homeschooler lainnya, ya iyalah pasti ketemunya 4L - Lo Lagi Lo Lagi. :D

Museum MACAN ini singkatan dari Museum of Modern and Contemporary Art in Nusantara. Lokasinya di sekitaran Jalan Panjang menuju ke RCTI. Tepatnya di dalam gedung AKR. Tanya aja satpamnya, pasti diarahin deh. Trus nanti disuruh naik pakai lift atau eskalator ke lantai M. Taraaaa....

Tempatnya luas dan bagus banget, reaksi pertama begitu lihat museum ini. Museum ala internasional bingit ini mah.


Berhubung belum kumplit semua pesertanya, kami mampir ke Floating Garden dimana anak-anak seneng banget ada disini. Di dalam lokasi ini ada meja-meja yang sudah disediakan alat gambar dan kertas-kertas untuk mewarnai. Inget gak jaman kecil dulu suka mengarsir koin 100 perak yang ditindih kertas. Nah di meja-meja itu ditempelin kaya gitu, bukan koin 100 perak yeee maksudnya, tapi gambar-gambar binatang di dalam hutan atau di taman. Anak-anak seneng banget coret-coret disini.

Setelah semua kumpul, anak-anak ini dibagi dua kelompok. Kelompok si Boy cukup banyak anak seumurannya. Mereka pun diberitahu peraturan yang ada. Yaitu dilarang berisik di dalam museum, dilarang menyentuh barang-barang koleksi dan dilarang lari-larian.

Lokasi pertama yang kami lihat adalah mengantri di Infinity Room by Yayoi Kusama. Ruangan ini keren banget deh. Yayoi Kusama ini nenek-nenek keceh dari Jepang. Gugling deh, gonna be so fun liat hasil karyanya.


Begitu di dalam, kami hanya diperbolehkan 45 detik untuk melihat dalamnya ruangan ini. Buru-buru deh foto.

Selanjutnya anak-anak diajak melihat isi dari museum ini. Pemandu kami ini agak terburu-buru waktu menjelaskan dan suaranya kurang terdengar. Jadilah anak-anak sibuk sendiri dan harus diulang berkali-kali untuk mengikuti peraturan.

Akhirnya kami memutuskan untuk keluar sebentar untuk makan siang dan nantinya kami akan kembali lagi masuk ke dalam.


Serunya makan siang kami hari ini. Terima kasih untuk Ci Grey yang selalu setia bawa makanan banyak. Hihihi. Kali ini menu kita adalah spaghetti dan dal fry lengkap dengan roti cane-nya, makanan ala India. Bahagianya perut saya yaaa. Biarpun pipi masih bengkak, semangat makan gak boleh kendor...ya doooong?! :D

Kelar makan siang bersama, mari kita masuk lagi ke dalam. Suasana mulai hening karena hampir sebagian besar anak-anak sudah pulang setelah makan siang tadi. Kami jadi bisa menikmati museum dengan tenang. Anak-anak dipandu khusus sama agen Ci Grey. Dijelasin satu persatu lukisan di dalam sana sampai pada akhirnya anak-anak terurai satu persatu juga...alias bosen! :P

Entah kenapa, gue sangat tertarik melihat lukisan-lukisan disana. Area museum ini dibagi atas 4 area. Area pertama adalah Bumi, Kampung Halaman dan Manusia. Dimana disini banyak hasil karya tentang masa awal-awal Belanda dan pemandangan pada jaman itu. Sayangnya lupa difoto nih.

Lukisan Raden Saleh

Area kedua adalah Kemerdekaan dan Setelahnya. Lukisan paling menarik adalah lukisan Bapak Presiden pertama kita, Soekarno yang dilukis oleh Dullah. Keren banget!


Anak-anak diajak untuk menghitung bendera Merah Putih di lukisan itu

Area ketiga adalah Pergulatan Seputar Bentuk dan Isi.

Lingga-Yoni (1994) - Arahmaini 

Ia menggambarkan simbol penciptaan dan regenerasi dalam agama Hindu yang dilukis di atas potongan aksara Arab dan Palawa.


Graphic Work for Baby Formula (2013) - Ai Weiwei

Ia terkenal atas keterlibatannya dalam mengkritik dan mengobservasi ketimpangan sosial dan hak asasi manusia hampir di seluruh dunia. 

Juling (2005) - Masriadi

Ia menggambarkan sekumpulan orang yang sedang melihat telepon genggam. Mirip seperti jaman sekarang ya sebenarnya. Menatap hape sampe juling. Mendekatkan yang jauh, menjauhkan yang dekat. Miris!

Area keempat adalah Racikan Global. Ini pun juga tak kalah seru.

Dunia Jatuh ke Bumi (2008) - Rudi Mantofani

Dunia dan Bumi memiliki arti yang serupa. Dunia menggambarkan suatu sistem yang dibuat manusia seperti negara, perbatasan dan masyarakat. Sedangkan Bumi adalah sistem yang lebih besar yang mencakup alam, hewan dan lingkungan. Bagaimana dunia manusia mempengaruhi bumi? Daleeemmm.....


Waktu anak-anak lihat karya ini, mereka semua tertawa. Lucu bagi mereka, anak-anak babi yang berebutan menyusu dengan induk babi. So political!! :D

ASEAN +3 (2017) - Yukinori Yanagi

Karya ini terdiri dari 13 negara dimana 10 negara yang terpampang merupakan anggota ASEAN. Setiap bendera dibuat dari pasir berwarna dan terhubung dengan selang transparan. Instalasi bio kinetik ini menggunakan koloni yang terdiri dari 5,000 ekor semut yang dimasukkan ke dalam kotak-kotak bendera. Semut-semut itu menggali terowongan dan memindahkan pasir dari satu bendera ke bendera lainnya seiring mereka bergerak, menciptakan jejaring terowongan yang akhirnya mengubah komposisi bendera tersebut. Suatu proses konstruksi dan destruksi yang terjadi dalam lingkungan terkontrol.

Lama banget gue disini, mengamati satu persatu lukisan yang ada sampai akhirnya nyadar kalau gue ditinggal sama mereka. Terakhir tinggal anak gue dan gerombolannya ci Grey. Weeeewww......bagusss ya kaliaaannn!!!!


Saturday, December 9, 2017

1:15 PM

Dadah, Gigi Bungsuku

Dadah, Gigi Bungsuku

Sepulang dari Solo, gigi kok berasa cenat cenut aja ya. Mau datang ke dokter gigi kok rada males ya. Oiya, dokter giginya ini kebetulan masih sepupuan juga kok. Apalagi dapet kabar si budok ini mau jelong-jelong ke Korea akhir November. Ahh, ntar aja deh abis doi pulang aja. Ditahan-tahan aja lah sebentar. Gitu lah kira-kira mikirnya.

Eh tapi kok berasa makin ngilu yaa nih gigi. Makan dah mulai gak enak, dikit-dikit ngilu, tidur jadi mendusin terus-terusan (duilee..mendusin, dah lama ya gak denger itu). Beneran sakit gigi itu ngalahin yang namanya sakit ati ditinggal pacar dah.

Akhirnya mutusin dateng juga ke dokter gigi. Untung tepat banget, malamnya mereka dah siap mau terbang ke Korea.

Begitu diperiksa...jreng...gak ada yang bolong.
Nah loh...
Rontgen gigi deh biar tau...(rontgen gigi sebagian aja)
Jreng...jreng....
"Gigi bungsu lo kudu dioperasi nih"
Whaaatttt?! *kesamber petir siang bolong*

Setelah ngobrol panjang kali lebar kali tinggi sama doi, step pertama adalah gue kudu rontgen gigi keseluruhan, panoramic namanya. Keren ya namanya. Lalu setelah itu baru bisa dipastikan apakah ibu dokter ini bisa bantu angkat si gigi bungsu atau gak. Kalau iya, buat janji sama susternya. Kalau gak bisa, terpaksa harus cari dokter bedah. Doa gue saat itu, berharap penuh si ibu dokter ini bisa bantu angkat gigi bungsu gue.


Beberapa hari kemudian, gue niatkan rontgen Panoramic di Bio Medika. Hasilnya cepet banget, dalam hitungan menit dah jadi. Langsung foto trus kirim ke si ibu dokter yang lagi asek jalan-jalan di Korea ini. Hasilnya...doi give up liat gigi bungsu gue yang nyungsep masuk ke dalam. Gue harus cari dokter bedah yang bisa ambil gigi gue ini. Agak riskan kalau dilakukan bukan dengan dokter bedah mulut, kasusnya agak berat.

Mulailah pencarian untuk nyari dokter bedah yang harganya terjangkau. Sempat terpikir untuk pakai BPJS, tapi setelah dicari infonya ternyata gak semua rumah sakit mau terima. Akhirnya pilihan jatuh di Rumah Sakit Tzu Chi.

Rumah sakit ini berada dibawah Yayasan Budha Tzu Chi, yang memang memberikan pelayanan pengobatan dengan biaya terjangkau untuk orang kurang mampu. Letaknya di dalam perumahan Cinta Kasih Tzu Chi, yang terdiri dari sekolah, rumah susun dan rumah sakit dalam satu komplek. Tempatnya memang tidak terlalu kelihatan dari jalan raya, karena agak masuk ke dalam.

Tahun lalu di bulan Desember juga ke sini belum ada bangunan baru, waktu itu Ali yang sakit. Tahun ini sudah berdiri bangunan tinggi sekitar 8 atau 9 tingkat ke atas, bagus dan rapi.

Pagi-pagi sekitar jam 6.30 pagi, kami bertiga sudah sampai di rumah sakit ini. Pendaftaran dibuka pukul 7. Celingak celinguk gak ngerti harus kemana, tanya deh ke satpam. Satpamnya baik banget lagi, dijelasin prosedurnya. Sopan dan senyum.

Setelah daftar, kami disuruh nunggu di lantai dua karena dokter bedah mulut dan kawan-kawannya (dokter gigi maksudnya) semua di lantai ini dan mulai buka praktek jam 8 pagi.

Nunggulah kami, sambil main hape, ke wc, makan roti, jalan-jalan biar gak bosen, plus jemuran. Hehehehe. Pas banget duduknya kena matahari pagi dan pas juga kondisi badan lagi gak fit banget. Batuk pilek parah.

Nunggu punya nunggu, kok berasa lamaaa banget gak dipanggil2. Tanyalah ke suster. Oke, kami nanya gak sekali dua kali. Si babeh nanya, gak lama gue nanya lagi, bolak balik aja kaya gosokan. Muka suster sih mulai agak flat yaa. Tadinya masih senyum, ini mulai flat. Hehehehe...
Maklumin ya sus, eikeh pengen garuk-garuk tembok rasanya nahan sakit.


Akhirnya masuk juga ke ruang praktek Dr. Inda Pribadi, sang dokter bedah. Berhubung gue dah dapat pre-medikasi, dah minum obat maksudnya, jadi juga dioperasi hari itu juga. Rasanya tegang dan dag dig dug duer banget ih.

Setelah tanda tangan prosedur yang di dalamnya dah tertulis biaya operasi hari itu, duduk manis lah gue di kursi goyang...eh...kursi kebangsaan dokter gigi. Jantung sih gak bohong, muka diusahakan flat, tapi lama-lama ya keliatan juga parnonya. Hihihi.

Mungkin karena dokternya cowo yaa, tenaga agak luar biasa. Mulut kayanya habis terobok2. Suntikan anastesi pun gak mempan sekali, kayanya 4 kali sampai bener-bener baal. Lalu mulailah proses pengambilan gigi bungsu yang makan waktu hampir 1 jam ini. Karena posisi agak ke bawah, jadilah rahang berasa kaya mau copot waktu si gigi bungsu ini ditarik. Sempet ngomong juga ke si gigi bungsu untuk rela dilepaskan karena berkali-kali Pak Dokter kewalahan buat tarik keluar. Setelah itu lancar dan akhirnya keluar juga. Fiuuuh....

Prosesnya selesai juga...
Si gigi bungsu yang gak keluar ini akhirnya keluar juga dan berpisah dari teman-temannya..

Waktunya bayar membayar.
Sempet terlintas akan ada tambahan bayaran karena ada tambahan suntikan anastesi, perintilan-perintilan seperti kapas yang dibawa pulang dan lain-lainnya yang ditambah saat operasi berlangsung. Ternyata, apa yang ditulis sama Pak Dokter di awal itulah yang kami bayar, plus obat-obatan yang dibawa pulang tentunya.

Kalau menurut Pak Dokter untuk kasus seperti gue ini di rumah sakit swasta dah kena 8 jeti. Bersyukur kami kesini, kami dikenakan gak lebih dari 2 jeti saja. Terima kasih, Tuhan atas penyertaanMu!!


Foto sepulang dari Rumah Sakit








Sunday, December 3, 2017

6:44 AM

De Kaplongan : Membuat Kaos

De Kaplongan : Membuat Kaos


Keseruan #deKaplongan hari ini...

Kami semua menembus macetnya Jakarta pagi tadi untuk sampai ke Tanjung Barat demi kumpul dengan teman-teman ini. Perjalanan yang memakan waktu hampir 2 jam. Berangkat pukul 7 pagi, mengantar buah dulu ke daerah BSD lalu nyempetin "nyetor" dulu di pom bensin terdekat, baru deh cuss ke Tanjung Barat. :D


Kegiatan kami hari ini cukup seru, bereksperimen dan berekspresi dengan kaos. Anak-anak ini idenya banyak. Ada yang bikin kaos tema bola, merk mobil, karakter kesayangan dan grafitti. Keceeeh lah...dan semuanya dikerjakan bareng2 dan sukacita. Hepi semuaaaa....


Gak berenti disitu, keseruan kami berlanjut dengan merayakan ulang tahun Abang Tongam yang ke 8 tahun. Semua anak saling bantu menancapkan lilin2 kecil di kue ultah yang dibuat Eda Imelda. Lalu Abang Josh dengan inisiatifnya sendiri mengiring lagu Happy Birthday dengan gitar.  Nyanyilah semuanya untuk hari spesial Abang Tongam. Sehat dan bahagia selalu yaa, Bang..


Makan siang pun dimulai, di meja bundar mereka semua duduk sama2 dan menikmati soto ayam yang endeeeessss...plus kerupuk! Anak-anak dulu yang dapat giliran di meja bundar dan makan bersama, setelah mereka selesai barulah emak-emak menduduki singgasana sambil bahas-bahas kegiatan untuk tahun 2018 nanti.


Sambil ngobrol dan main, dikeluarkanlah itu dessert puding ala Mama Laura. Lucu deh ekspresi anak-anak waktu makan puding ini..
"rasanya agak mengejutkan" menurut Abang Tongam,
"pait" kalau menurut Joanne dan
"gak enak" menurut Fritz.
Begitulah bahasa anak2 yeee....dan emang paling EYD yaa si abang Tongam inilah...

Jangan ditanya lah isinya perut kami... Ada soto ayam, carrot cake, pudding mengejutkan tadi itu sampaiii duren medan keluar semua hari ini.

Dan kalau mengutip bahasa Abi yang polos ini adalah "kekenyangan sampai kecekek." Hahahahhaa


Saturday, December 2, 2017

8:44 PM

Mencerna Seni

Mencerna Seni

Akhirnya sampai juga di pameran seni Jakarta Biennale ini.

Beberapa teman sudah mampir kemari dan bikin gue penasaran banget.
Jadilah di liburan panjang awal Desember ini, kami bertiga memutuskan pergi ke Gudang Sarinah Ekosistem, lokasi Jakarta Biennale.

Acara yang berlangsung cukup lama ini, dari tanggal 4 November sampai 10 Desember nanti, menampilkan banyak karya seni yang unik-unik.

Harap dimaklumkan karena kami bukan penggemar seni. Jadi begitu sampai disana, kami mencoba untuk memahami sajian seni yang ditampilkan, meskipun banyak gagal pahamnya daripada ngertinya. Hahahahahah

Ya setidaknya gue dan si Babeh dah mulai dikit-dikit deh untuk coba ajak si Boy lihat satu persatu karya-karya seni yang dipajang di dalam gudang besar itu.


14 potongan foto yang diberi lampu neon berkisah tentang hutan di Singapura yang sudah mulai banyak ditebang.


Samsak dan sarung tinju, simbol kerasnya hidup di Jakarta


Gundukan tanah, nah ini agak lupa menceritakan apa. Heheheh


Rangkaian batu apung yang diambil dari sejumlah pantai di Bali. Ada yang dipahat seperti muka orang, diibaratkan layaknya manusia yang berproses dan suatu hari akan menjadi fosil.


Pensil-pensil yang ditancapkan merepresentasikan sebagai bahasa. Bahasa itu bisa tertulis dan tidak tertulis yang sama-sama dipakai di seluruh dunia. Bahasa menyatukan manusia. 


Lempengan tanah liat, ceritanya melambangkan tandusnya tanah


Karya ini yang paling gue suka, bayangin coba ini ruwet banget bikinnya. Kerennn!!


Dan...
Ini lah yang paling disuka dari si Boy, Grafitti...