Tentang si anak umur 13 tahun.. - Lievell

Monday, May 9, 2022

Tentang si anak umur 13 tahun..



Ada suatu waktu anak ini datang ke kamar gue, lalu dia tiduran di sebelah gue dengan muka muram. Setelah gue tanya ada apa, eh tahu-tahu dia nangis. Lalu dia cerita ada rasa takut yang datang jika nanti sampai dewasa dia tidak juga mempunyai pekerjaan yang layak buat dirinya.


Hal-hal seperti ini menjadi bahan yang cakep sekali buat dibahas berdua bareng-bareng memang. Tanpa lama lagi gue langsung tanya dengan muka yang dibuat sedatar mungkin – padahal mah lihat anak udah gede begini nangis dan yang dibahas soal masa depan gini bikin nyes juga hati gue, namanya juga emak kali ya. Kurang lebih beginilah percakapan yang terjadi di antara kami berdua.


“Kenapa bisa datang pikiran kaya gitu?”


Lalu dia cerita tentang teman-teman yang ada di sekelilingnya. Sepertinya mereka sudah punya hal yang diminati dan menjadi fokus mereka saat ini. Bahkan sudah menghasilkan sesuatu dari situ, entah dalam bentuk prestasi ataupun berupa uang. Sedangkan dia sendiri seperti tidak punya apapun yang menjadi minatnya. Perasaan ini akhirnya muncul dan menjadi ketakutannya sendiri.


“Apakah semua teman-teman kamu seperti ini?”


Hampir semua menurutnya. Seketika gue minta dia untuk sebutkan nama-nama serta prestasi mereka yang ternyata hanya segelintir aja. Lalu gue coba sebutkan beberapa nama teman-teman lain yang tidak mempunyai prestasi apa-apa di umurnya, ternyata dia pun tidak ingat mereka. Yah, begitulah manusia ya. Sangat wajar kalau kita hanya melihat sesuatu yang hebat aja, tapi lupa untuk nengok ke sisi lain bahwa ada juga kok yang seperti kita.


“Jadi menurut kamu di usia kamu sekarang ini perlu mempunyai sesuatu yang diminati dan menjadi prestasi?”


Dia pun bingung. Sama sekali tidak ada bayangan di dalam pikirannya apa yang harus dilakukan di usianya yang sekarang. Sedangkan untuk melakukan yang rutin, mengasah kemampuan yang sama setiap hari, bukan sesuatu yang dia sukai, menurut pengakuannya ketika pertanyaan selanjutnya ditanyakan.


“Menurut kamu apakah mereka bisa menghasilkan sesuatu itu datangnya sekejab tanpa perlu latihan rutin setiap hari?”


Iya, gue tahu banget anak ini tidak terlalu suka melakukan hal yang sama berulang selama bertahun-tahun. Ada saat dimana dia bosan, ada saat dimana dia mau mencoba hal lain selain itu saja. Eksplorasi berbagai macam hal. Tentu ini gue sampaikan ke dia bahwa sangat gak apa-apa banget untuk melakukan ini. Dia punya umur yang masih panjang untuk mencoba ini itu sebelum akhirnya dia menemukan sesuatu yang dia sukai. Belum ketemu juga sampai usia tertentu, ya gak apa-apa juga, asal melakukannya dengan hati damai, penuh sukacita dan tentram tanpa paksaan ini itu. Bahkan gue bilang, tidak menikah pun tidak apa-apa asal menjalaninya dengan tenang dan tidak terintimidasi dengan apa atau siapa pun.


Mungkin saat ini yang terlihat dari kacamatanya adalah teman-teman yang berhasil dengan prestasi mereka. Tapi “Apakah kamu bisa membayangkan kalau yang sedang mereka jalanin sekarang ini sudah pasti menjadi pekerjaan mereka seterusnya?”


Gue pun lantas menceritakan sebuah kisah seorang teman yang anaknya sudah menjadi master dalam piano di usia yang cukup muda sekali. Tapi ada di satu titik dia melepaskan semuanya karena merasa bukan itu minatnya. Orang tuanya tentu kaget, tidak menyangka anak ini akan melepaskan skillnya begitu saja lalu berganti jalur ke bidang lainnya. Lagi-lagi, hidup ini tidak pernah ada yang bisa menjamin jalan kita selalu lurus tanpa godaan dan hambatan kan. Semua punya kerikilnya masing-masing yang perlu dijalani bukan.


Apakah setelah ngobrol ngalor ngidul ini membuatnya tercerahkan, entahlah. Bagaimanapun juga anak 13 tahun ini belum matang secara emosi dan pikirannya. Ada saat dimana kita perlu melontarkan berbagai pertanyaan untuk menggali pikirannya, ada pula saat dimana kita perlu bercerita tentang pengalaman orang lain. Ada juga waktu mamak perlu turun barang sedikit kasih nasehat ke anak abegeh ini. Gak perlu terlalu panjang x lebar x tinggi x diagonal lah, bisa mabok dia karena kebanyakan bicara mamaknya. 😆😆

 

1 comment:

  1. Aku bacanya sampai nyess🥲. Terima kasih ya sudah berbagi cerita. Aku terharu mas Boy bisa curhat sama mamanya.

    ReplyDelete