Philosophy Education - Pendidikan dan Pikiran - Lievell

Friday, September 17, 2021

Philosophy Education - Pendidikan dan Pikiran

 


Kita ini sudah sesat pikir dengan pendidikan yang kita jalani.

 

Kita menganggap pendidikan yang dikecap oleh anak-anak (kita juga dulu) sudah paling benar. Anak sudah bisa baca-tulis-hitung, sudah dianggap berhasil. Anak bisa naik kelas dengan nilai yang gemilang, sudah jemawa kalau nanti anaknya akan menjadi orang hebat. Anak sudah mahir dalam satu bidang tertentu, merasa yakin anaknya siap menghadapi masa depan.

 

Namun kenyataannya kita sudah keliru. Pendidikan yang dimaksud di sini bukanlah pengajar yang terengah-engah menyajikan materi semenarik mungkin bagi anak didiknya. Bukan juga pengajar yang harus bersusah payah mengunyahkan materi untuk mereka. Tapi pendidikan yang mempunyai konsep yang mengakar sampai ke hakikat budi.

 

Iya, budi yang perlu diasup dengan nutrisi dan ide sebagai makanan sehari-harinya. Pendidikan kita perlu mengaktifkan pikiran. Jadi bukan hanya minat dan bakat saja yang diasah karena dua hal itu dianggap hebat saat ini. Karena kita tidak lagi sedang berlomba untuk menggegas anak untuk sekadar menjadi pencari nafkah saja bagi hidupnya. Tapi kita sedang membuat anak menjadi pribadi yang utuh dan berkembang secara holistik. Sehingga nantinya ia mampu memenuhi potensi dirinya, menjalani kehidupannya dan tentunya melayani masyarakat.

 

Tulisan pembuka Ibu Charlotte Mason dalam serial bukunya yang ke 6, Towards a Philosophy of Education, ini menjadi awal kegalauan teman-teman diskusi Kamisan yang baru saja selesai membaca buku Cinta Yang Berpikir dan memulai perjalan baru dalam memasang tiang pancang pondasi filosofi pendidikan.

 

No comments:

Post a Comment