Ourselves - Kegelisahan dan Istirahat - Lievell

Wednesday, December 15, 2021

Ourselves - Kegelisahan dan Istirahat


Bergerak itu naluri alami yang dimiliki oleh setiap manusia. Lihat saja anak kecil yang suka bergerak ke sana kemari, yang kadang membuat orang tuanya menggelengkan kepala dan berujar, “Tidak ada habis-habisnya tenaga anak ini.” Justru begitulah yang sebaiknya terjadi pada anak-anak. Mereka harus dan perlu untuk bergerak. Energi yang terus ada stoknya setiap harinya perlu untuk dikeluarkan. Dan akan lebih banyak hal yang bermanfaat lagi jika anak-anak ini mengeluarkan energinya dengan diajak bergerak ke alam bebas.

 

Namun sayangnya, semakin bertambahnya umur dan menjadi manusia dewasa, bergerak ini tidak lagi menjadi kewajiban yang perlu dilakukan. Slogan “mager” ataupun “kaum rebahan” menjadi sering digaungkan seakan itu sesuatu yang memang benar untuk dijalankan. Padahal sebetulnya, ada kegelisahan dalam diri jika tubuh tidak digerakkan. Tubuh akan merasa tidak nyaman karena ada energi yang tidak keluar dari dalam tubuh. Aliran darah pun tidak mengalirkan oksigen dengan baik. Dan kebiasaan ini jika terus dijalankan, tentu saja akan mendatangkan malapetaka di kemudian hari.

 

Selain tubuh yang tidak nyaman, pikiran pun terganggu. Apalagi jika bukan karena ada oksigen yang mampet mengalir ke otak. Sehingga membuat pikiran ikutan mogok untuk diajak berpikir. Jika sudah begini, jangankan diajak untuk bergerak, diajak mikir berat pun ogah. Kegelisahan dalam diri pun akan menjadi-jadi, ya itu, karena ada kebutuhan bergerak yang kurang dilakukan.

 

Ada yang kurang aktif bergerak, namun ada juga yang senang sekali menyibukkan dirinya dengan berbagai kegiatan dalam kesehariannya. Bahkan terlalu aktif, sampai-sampai tidak ada waktu untuk menghela nafas saking sibuknya. Seperti yang terjadi dengan anak-anak yang sering kebablasan dalam bermain, sehingga ingin bermain terus-terusan. Lupa waktu. Selain itu banyak juga orang tua yang gatal melihat anaknya seakan tidak ada kegiatan yang dikerjakan. Anaknya diikutkan berbagai aktivitas ini dan itu, yang lantas lupa menilik kembali sebenarnya apa tujuan utama dalam beraktivitas itu? Jangan heran saat ini banyak sekali anak-anak yang tumbuh tanpa inisiatif mencari kegiatan untuk menyibukkan dirinya sendiri. Dan semakin banyak juga anak-anak, maupun orang dewasa, yang tidak tahan dengan satu kegiatan untuk jangka waktu yang lama.

 

Apakah ini juga menjadi masalah? Tentu ini bisa mendatangkan masalah tersendiri jika menjadi aktif sudah merugikan diri sendiri. Apalagi ketika menjalankan banyak kegiatan ini itu kebablasan hanya untuk memuaskan ambisi semata. Belum lagi jika ada terselip niat untuk menyombongkan diri karena ingin dianggap hebat dan merasa butuh dipuji. Ini sudah menjadi tanda-tanda kegelisahan aktif bergerak yang sudah mendadak ngelunjak menjadi tuan bagi diri kita.

 

Setelah hari-hari yang melelahkan, tubuh pasti memberikan sinyal agar ia diberikan waktu untuk istirahat. Diam dan rehat menjadi pilihan yang bijaksana dalam menanggapinya. Jangan juga menjadi merasa bersalah karena membiarkan tubuh beristirahat. Berikan waktu lah meski sejenak. Namun di samping itu, jangan juga menjadikan istirahat ini sebagai alasan untuk bermalas-malasan. Lalu membiarkan nalar untuk merasionalisasikan segala macam alasan. Nalar kan suka begitu, seringnya mengajak pikiran untuk tawar menawar agar dibenarkan.

 

Ah, susahnya hidup ya. Terlalu aktif, terasa salah. Menjadi malas pun juga salah. Lantas, apa sih sebetulnya yang perlu dilakukan?

 

Kenali diri sendiri menjadi kunci jawabannya. Peka akan kebutuhan tubuh. Jika memang dirasa tubuh sudah terlalu aktif, boleh lah untuk membiarkannya beristirahat. Tentu ketika rehat pun tidak ada rasa menyesal karena memberikan tubuh kesenangan sementara. Tetapi perlu diingat juga, energi di dalam tubuh itu stoknya selalu baru setiap hari dan butuh untuk dibakar, dengan cara digerakkan. Bukan terbuai dengan kemalasan sebagai kaum rebahan tadi.

 

Selain itu, diperlukan juga refleksi diri. Terus menerus bertanya kepada diri sendiri, apakah ini yang kubutuhkan? Apakah hari ini aku sudah cukup bergerak? Apakah hari ini terlalu aktif? Apakah kegiatan ini untuk diriku? Apa yang dicari dari ini? Untuk kepuasaan diriku? Untuk dianggap hebat? Ingin dipuji? Dan berbagai pertanyaan yang hanya mampu dijawab jujur oleh diri sendiri. 


No comments:

Post a Comment